KEBERADAAN TOKO TRADISIONAL DAN TOKO MODERN; ASPIRASI PEDAGANG KECIL DAN REGULASI PEMERINTAH KABUPATEN TANAH LAUT

Penulis

  • Muhammad Fahmi Nurani UIN Antasari Banjarmasin
  • Abdul Muta Ali Politeknik Negeri Tanah Laut

DOI:

https://doi.org/10.34128/jra.v7i1.368

Kata Kunci:

Traditional Shops, Modern Shops, Small Traders, Regulations

Abstrak

Terdapat beberapa hal yang mungkin menjadi ancaman saat toko modern mendominasi dan toko tradisional tidak dapat bersaing, yaitu matinya toko-toko tradisional disebabkan berubahnya kebiasaan konsumen. Keberadaan toko modern membuat dilema bagi pemerintah saat ini, termasuk di wilayah Kabupaten Tanah Laut, disatu sisi memberikan kesempatan kerja, namun disisi yang lain dapat melumpuhkan usaha toko tradisional. Untuk itu dibutuhkan peran Negara yang memiliki kewenangan dalam membuat suatu regulasi. Untuk itu menarik diketahui bagaimana sebenarnya pandangan para pedagang toko tradisional di wilayah Kabupaten Tanah Laut terhadap toko modern yang semakin berkembang, apakah memang mereka tidak menginginkan keberadaannya atau mereka tidak mempermasalahkannya.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan metode kualitatif. Penelitian merupakan penelitian lapangan (deskriptif) dengan menggunakan metode kualitatif dengan fokus penelitian tentang keberlangsungan pertokoan tradisional setelah adanya pertokoan modern, aspirasi pedagang kecil dan regulasi pemerintah kabupaten Tanah Laut.

Pemilik toko tradisional merasakan dampak sebelum dan sesuadah adanya pertokoan modern terutama dari segi pendapatan. Pertimbangan konsumen berpindah, karena pertokoan modern tempatnya lebih tertata dan rapi, serta ruangan ber-AC. Aspirasi yang mereka harapkan adalah ingin sama-sama dimajukan, dan lokasi atau zona pembangunan pertokoan modern tidak dekat jaraknya dengan toko tradisional, karena saat ini ada yang hanya berjarak 50 m dari toko tradisional. Mereka juga mengharapkan adanya Kerjasama antara pertokoan modern dan pertokoan tradisional.

Keberlangsungan toko tradisional di Kabupaten Tanah Laut sangat terpengaruh dengan adanya kehadiran pertokoan modern saat ini. Termasuk didalamnya Pengaturan zonasi pembangunan pertokoan; kolaborasi antar pertokoan modern dan pertokoan tradisional; bantuan pemerintah dalam pembangunan pertokoan tradisional agar seimbang dengan pembangunan pertokoan modern.

Referensi

Alwiyah, S. (2018). Dampak Sosial Ekonomi Berdirinya Minimarket Terhdap Toko Kelontng Tradisional (Analisis Deskriptif Toko Kelontong Jl. Warkas Raya Jakarta Utara).

Aryani, D. (2011). Efek Pendapatan Pedagang Tradisional Dari Ramainya Kemunculan Minimarket Di Kota Malang. Dalam JDM (Vol. 2, Nomor 2). http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jdm

Hurlock. (1980). Psikologi Perkembangan. Erlangga.

Joko Utomo, T. (2011). Persaingan Bisnis Ritel: Tradisional VS Modern (The Competition of Retail Business: Traditional vs Modern). Juni, 6(1), 122–133.

Kupita, W., Rahadi, D., & Bintoro, W. (2012). Implementasi Kebijakan Zonasi Pasar Tradisional Dan Pasar Modern (Studi Di Kabupaten Purbalingga) . www.ireyogya.org

Margono, S. (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan: Komponen MKDK / S. Margono. Rineka Cipta.

Nasti, N. dkk. (2021). Pengaruh Keberadaan Toko Modern Terhadap Toko Tradisional Di Kecamatan Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur. Journal Febi Unmul, 6(4).

Obsidian, J. (2019). Pengaruh Berkembangnya Minimarket Modern TerhadapKelangsungan Usaha Toko Tradisional.

Permendag Nomor 53 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern (2008).

Syatibi, M. , SE. (2008). Model Strategi Pengembangan Usaha Ritel Tradisional Ditengah Munculnya Usaha Minimarket Modern Di Bandar lampung.

Yuningrum UIN Walisongo Semarang, H. (2016). Usaha Untuk Meningkatkan Loyalitas Toko Kelontong Dalam Menghadapi Usaha Ritel Yang Menjamur Di Masyarakat. Dalam Economica | (Vol. 109).

Diterbitkan

2024-03-21